Dikukuhkan sebagai Guru Besar, Prof. Amalia Ungkap Strategi Menciptakan Alumni yang “Connected” agar Menjadi “Soulmate” dan Memperkuat Branding Universitas

Prof. Amalia E. Maulana, Ph.D. [doc.klise]

KLISE.NEWS, JAKARTA – “Branding universitas harus dikaitkan dengan seberapa tinggi manfaat yang telah diberikan dan telah dirasakan oleh stakeholdersnya, termasuk alumninya”. Merupakan penggalan opini yang disampaikan Prof. Amalia E. Maulana, Ph.D. dalam orasi ilmiah berjudul “Peranan Alumni ‘Soulmate’ dalam Branding Universitas. Mengukur Alumni Connectedness sebagai prakiraan minat berkontribusi kepada almamater.” Prof. Amalia berpendapat mengelola branding universitas lebih kompleks dibandingkan mengelola branding produk dan jasa biasa. Kompleksitasnya menyerupai branding korporasi, dimana institusi memiliki banyak stakeholders baik itu yang bersifat internal maupun eksternal. Beliau melanjutkan, perhatian dan prioritas universitas kepada alumni masih lebih fokus pada pencarian dan pendataan alumni sukses, yang bisa dikategorikan sebagai “Golden Alumni”.

Golden Alumni yang dicatat di database universitas biasanya merupakan alumni yang kaya, yang punya jabatan tinggi atau yang populer, terlebih lagi apabila alumni adalah selebriti. Mereka langsung dikategorikan sebagai alumni yang resourceful, karenanya sesuai untuk target balas budi, mereka adalah yang dijadikan Golden Alumni.

“Namun dari hasil penelitian saya dan team seputar alumni dengan metode ethnography, mendapati bahwa tidak semua alumni yang masuk daftar “alumni sukses atau Golden Alumni” berminat dan bersedia untuk berbagi dengan universitas. Ini disebabkan karena para Golden Alumni ini memiliki kedekatan emosional yang berbeda-beda dengan universitasnya”, tuturnya.

Dalam penggalian studi etnografi (Maulana & Mulyati, 2023), ia katakan, ditemukan bahwa Connectedness, sebuah multi-dimensional variable, mampu menangkap kompleksitas hubungan antara alumni dengan almamaternya. Variabel ini terdiri dari 3 komponen, yaitu Relatability, Dependency dan Sense of Community. sehingga mampu menangkap kompleksitas alumni-aimamater relationship.

Pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana cara membangun connectedness agar tercipta alumni soulmate?. Lebih lanjutnya ia jelaskan, maulana et al (2023) telah melakukan modelling untuk melihat kaitan antara faktor-faktor yang menjadi prakiraan alumni connectedness ini, sekaligus membangun hubungannya dengan kepuasan alumni dan minat untuk berkontribusi. Untuk menjawabnya, ada empat faktor yaitu, informativeness, responsiveness, rekognisi dan personal brand contact point yang mempengaruhi tinggi rendahnya kepuasan alumni.

Dari keempat faktor ini, sambungnya, ternyata Informativeness merupakan faktor utama bagi kepuasan alumni. Kemudian diikuti dengan responsiveness, personal brand contact point dan rekognisi. Prof. Amalia menurup orasinya dengan menyampaikan pentingnya pembinaan Alumni Soulmates untuk branding universitas. Membutuhkan tim khusus untuk memperhatikan mereka agar tidak merosot menjadi teman biasa.

Penulis: EvelyneEditor: Redaksi