Ketum Djoko; DPW Jawa Barat harus menjadi Barometer HIPAKAD’63

DPP Hipakad'63 [doc.klise]

KLISE.NEWS, BANDUNG – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Himpunan Putra-Putri Keluarga Besar TNI-AD Enam Tiga (Hipakad’63) dibawah kepemimpinan Ketua Umum (Ketum) R. Samiyono Djoko Wahyudi, S.H lakukan roadshow ke Jawa Barat untuk percepatan konsolidasi organisasi Hipakad’63 Jawa Barat khususnya dan sekaligus menyambangi kediaman Harry Sudarsono mantan Ketum Hipakad dilanjutkan mengunjungi padepokan Abah Yon (Yon Suparman) yang juga sebagai Ketua Dewan Penasehat Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Hipakad’63 Jawa Barat. Sabtu (20/8/2022).

Dalam kegitan tersebut Ketum R. Samiyono Djoko Wahyudi didampingi Sekretaris Umum R. Benny Irianto Nababan, Sm.Hk , Ketua Divisi Hukum dan HAM Joko Sutrisno Dawoed, Ketua Divisi Pemuda dan Mahasiswa Ahmad Fauzi, Wakil Sekretaris I Marbi, Ketua Divisi OKK Estiono, Wakil Sekretaris DPW Jabar Epieh Syahrul Chilfi, Bidang Wirausaha & UMKM Trenggono DPW Jabar, Danny Sumarno, Wakil Sekretaris Umum Iwan Oentung Seskoanto dan Bidan Media Kevin Clay MP DPW Jabar.

Ketum R.Samiyono Djoko Wahyudi, S.H yang akrab dipanggil Djoko, pada pertemuan yang sangat singkat itu memberikan pengarahan kepada pengurus Hipakad’63 DPW Jabar beserta jajaran untuk gerak cepat dalam konsolidasi terutama pembentukan Cabang di 27 Kota/Kabupaten se-Jawa Barat.

“Jawa Barat merupakan barometer Hipakad’63, mengapa DPP mencanangkan DPW Jawa Barat sebagai barometer karena lahirnya organisasi ini berada di Seskoad Bandung tertuang dalam buku “Karya Juang Seskoad dan Bandung pusatnya TNI-AD”. Saya berkeyakinan DPW Hipakad’63 Jawa Barat dibawah kepemimpinan Saut Liv Fram Tambunan dalam tahun ini sudah terbentuk seluruh cabang, tentunya dengan kerja cerdas,kerja cepat dan kerja tuntas semua itu akan terwujud,seperti semboyan kita yang ada didalam logo Melati dengan tulisan dalam pitanya “Viyata Wirakarya” yang artinya berkarya nyata diberbagai bidang untuk kesejahteraan anggota yang tergabung diwadah organisasi ini,” ungkapnya.

“Kita jangan kendor atau takut karena organisasi berlogo melati ini mempunyai sejarah yang tidak terputus semenjak berdirinya dari tahun 1963 yang dibidani oleh Letjend TNI Soedirman (Dansekoad 1962-1966) dan pada waktu itu kegiatan Hipakad hanya dilingkungan kompleks Seskoad saja. Sejarah lahirnya Hipakad berlogo Melati ini tercatat di buku Karya Juang Seskoad pada halaman 154 dan pada tahun 2011 berubah menjadi organisasi kemasyarakatan dengan diaktekan melalui Notaris Yetty didaftarkan di pengadilan negeri Bandung dan perubahan akte pada 2019 Notaris Yudhi dan sudah ada AHU nya menjadi Hipakad’63,” beber Djoko.

Penulis: CrEditor: Redaksi










Exit mobile version