Reses Anggota Dewan, Herpur Fokus Persoalan Pendidikan dan Kesehatan

Reses Anggota DPRD Kota Bekasi dari Fraksi PDI Perjuangan Heri Purnomo. [doc.stv]

KLISE.NEWS, KOTA BEKASI — Fokus Persoalan Pendidikan dan Kesehatan di Daerah Pemilihan (Dapil) Kecamatan Pondok Melati. Anggota DPRD Kota Bekasi dari Fraksi PDI Perjuangan Heri Purnomo yang akrab disapa Herpur, saat ini menurutnya, Kecamatan Pondok Melati masih ketinggalan dengan Kecamatan lain terkait ketersediaan fasilitas penunjang bidang Pendidikan dan Kesehatan.

Meskipun ada empat Kelurahan di Kecamatan Pondok Melati saat ini hanya ada satu Sekolah Menengah Pertama (SMPN 35) di Kelurahan Jatiwarna.

“Kemaren sudah kita usulkan USB yaitu SMPN 57. Gedung sekolah di Kecamatan Pondok Melati cuma ada satu SMPN 35, masalahnya lahan fasos – fasum di Kelurahan Jatirahayu di RW 17 yang kita usulkan di bangun masih ada warga yang Pro Kontra. Akhirnya SMPN baru 57 masih nginduk di SMPN 35 dan menempati ruang SD Jatirahayu 6 walau cuma ada tiga Rombongan Belajar (Rombel),” jelas Heri Purnomo, Senin (15/11/2021).

Karena pentingnya dan kebutuhan sarana pendidikan yang mendesak pihaknya juga meminta agar Camat dan Lurah ikut serta dalam memfasilitasi warga yang masih kontra dengan di dirikanya unit sekolah baru. Padahal setiap tahunya di wilayah Kecamatan Pondok Melati dari 33 Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Sanawiah (MI) lulusanya dapat mencapai 2.300 an anak.

“Satu satunya Kecamatan yang punya sekolah SMAN dan SMPN hanya satu. Tiap tahun dari 33 SD dan MI yang ada sekitar 2.310 an siswa yang lulus. Sementara di SMPN 35 hanya menerima 9 Rombongan Belajar (Rombel) atau sekitar 324 an siswa tidak sampai 20 persen dari lulusan, itu kan ironis. Nah sekolah baru yang masih nginduk nampung tiga rombel sekitar 300 an siswa,” ucapnya.

Pada mata anggaran APBD 2022 sudah di masukan usulan dana pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) 57, namun persoalan adanya warga yang menolak masih jadi kendala. Sementara jika membeli lahan kosong yang bukan fasos di khawatirkan pembangunan akan tertunda lagi.

“Udah masuk di usulan dana APBD 2022. Tapi lahannya yang sedang kita upayakan untuk lahan fasos sekitar 3000 m² lebih di RW 17 Kelurahan Jatirahayu. Karena ada penolakan oleh sebagian warga. Tapi kalo kita bicara pendidikan kurang fasilitas terus, mau sekolah di mana anak – anak kita. Apalagi pandemi, mungkin kalo ada yang punya uang banyak lain cerita, tapi tidak semua begitu kondisinya, makanya saya terus berjuang di situ agar ada SMPN baru,” jelas Heri Purnomo saat di temui klise.news.

Pihaknya, sangat berharap agar Camat dan Lurah untuk ikut mediasi warga yang masih kontra. Hal ini untuk kelangsungan bersama, apalagi persoalan pendidikan di jamin Undang – Undang (UU).

“Kita berpikir kedepan anak – anak kita bisa bersekolah dengan layak, dekat dengan tempat tinggal dan gratis,” tukasnya.

Selain itu persoalan kesehatan juga masih menjadi garis perjuanganya yang kebetulan saat ini saya ditugaskan Partai masuk dalam Komisi IV DPRD Kota Bekasi. Heri mengungkap di Kecamatan Pondok Melati saat ini baru di bangun dua Puskesmas dan belum ada Puskesmas tipe D.

“Karena di Pondok Melati baru ada dua puskesmas yaitu di Kelurahan Jatirahayu dan Jatiwarna sementara di Kelurahan Jatimurni dan Jatimelati belum di bangun. Pak Wali sekitar lima bulan lalu sudah meninjau lokasi yang mau di bangun Puskesmas, tepatnya di Kelurahan Jatimurni tapi belum ada kejelasan. Padahal ini sudah masuk program 100 hari Walikota/Wakil Walikota. Apalagi juga masuk di Rencana Jangka Menengah Daerah (RJPMD). Kita berharap ini bisa di realisasi,” ujarnya.

Puskesmas yang ada saat ini sudah tidak menampung apalagi pas covid. Kecamatan Pondok Melati masih ketinggalan dari Kecamatan Pondok Gede dan Jatisampurna. Pondok Melati juga masih minim RS swasta.

“Kalo mau ke RSUD jauh, apalagi yang ekonominya rendah. Pondok Melati dalam hal kesehatan dan pendidikan masih terlupakan dari Kecamatan lain. Padahal Kecamatan Pondok Melati merupakan perbatasan dengan Jakarta,” tutupnya.

Penulis: AdvEditor: Stv