KLISE, KOTA BEKASI – Perihal Sekretaris Camat Bekasi Utara mengaku tidak mengetahui dan menghadiri rapat perihal WARJO. Ternyata diduga hanya mencari aman dari permasalahan tersebut, karena hasil rapat sendiri dicatat dan dinotulensi oleh Sekcam Bekasi Utara Ahmad Apandi.
Hal ini pun diakui Ketua RW01 Iskandar saat berbincang dengan Klise, dirinya menuturkan bahwa rapat pada tanggal 26 Februari dihadiri oleh Camat Bekasi Utara, Sekretaris Camat, Lurah Marga Mulya dan staff, Lurah Perwira, Kasi Trantib Kecamatan dan staff, Korlap Pol PP Kecamatan, Sekel Kelurahan Perwira, Kepala UPTD Pendapatan Bekasi Utara dan 2 orang perwakilan pihak WARJO.
Rapat pun dipimpin oleh Camat Bekasi Utara dengan membahas rapat pertama tanggal 30 Januari di lokasi WARJO, dan mencari solusi serta komitmen pihak WARJO, untuk menyelesaikan keluhan masyarakat dan menyelesaikan semua perizinan dan pengelolaan limbah.
“Semua pihak yang hadir menyampaikan pendapat yang dirangkum dalam notulen atau berita acara yang dicatat oleh Sekretaris Camat. Intinya Iskandar meminta tidak ada lagi genangan becek, kotor, bau kejalan yang sangat mengganggu warganya serta masyarakat pengguna jalan,” bebernya.
Kendati demikian, Iskandar pun meminta pihak Pemerintah Kota Bekasi untuk segera mengevaluasi usaha tersebut, perihal jam buka tutup.
“Kita meminta untuk mengevaluasi jam operasional 24 jam sesuai aturan atau rekomendasi dinas pariwisata, perihal pejabat setempat tetap memberikan ijin operasional kepada WARJO untuk membuka usaha tanpa perizinan, dinilai lemah dan tidak mempunyai kekuatan.
“Padahal tanpa perizinan, dan menimbulkan pencemaran pejabat setempat dengan mudah bisa menutup atau segel sementara operasional Warjo sampai semua clear,” ucapnya.
Kendati demikian, hingga saat ini tetap saja tidak tuntas persoalan ‘Limbah WARJO’, dirinya sangat mengecewakan atas lemahnya peran Pejabat Setempat. “Capek teriak teriak tapi direspon kaya adonan kulit lumpia. Bisa saja kami demo turun ke jalan atau audiensi dengan Walikota,” tandas Iskandar.***
