KLISE, KOTA BEKASI– Upaya mediasi yang diinisiasi Badan Kehormatan (BK) DPRD Kota Bekasi terkait polemik antara dua anggota dewan, Ahmadi Madong dan Arief Rahman Hakim, belum membuahkan hasil. Mediasi yang dijadwalkan berlangsung pada Rabu (24/9/2025) terhambat karena ketidakhadiran Ahmadi Madong tanpa alasan yang jelas.
Ketua BK DPRD Kota Bekasi, Agus Rohadi, menyampaikan bahwa sejak insiden yang terjadi pada 22 September lalu, pihaknya telah melakukan berbagai langkah untuk meredam ketegangan dan menjaga nama baik lembaga legislatif.
“Badan Kehormatan pada saat kejadian sudah langsung bergerak melakukan mediasi. Kami tidak ingin konflik ini melebar ke mana-mana. Marwah DPRD harus dijaga, karena DPRD adalah representasi masyarakat Kota Bekasi,” ujar Agus kepada awak media.
Menurutnya, pihak Ahmadi Madong bersama Ketua Fraksi PKB sebelumnya telah menyatakan kesediaan hadir dan sepakat untuk menyelesaikan persoalan secara damai. Bahkan komunikasi informal telah dilakukan sejak malam sebelumnya. Namun, hingga waktu yang ditentukan, Ahmadi maupun perwakilan fraksinya tak kunjung hadir.
“Pagi tadi mereka juga sempat menyampaikan akan hadir jam 13.30 WIB, tapi sampai saat ini belum datang. Kami belum tahu alasan ketidakhadiran mereka,” jelas Agus.
Sementara itu, Arief Rahman Hakim bersama Ketua Fraksi PDI Perjuangan, Oloan Nababan, hadir memenuhi undangan mediasi pada pukul 14.30 WIB. Keduanya memberikan klarifikasi dan menyatakan komitmen untuk menyelesaikan persoalan secara damai.
“Alhamdulillah Bang Arief dan Bang Oloan telah hadir dan menandatangani surat kesepakatan damai. Ini langkah positif. Kita tinggal menunggu Bang Madong dan Ketua Fraksi PKB, Bang Murodi, untuk turut menandatangani kesepakatan tersebut,” tambah Agus.
BK DPRD, lanjut Agus, akan tetap membuka ruang dialog demi menjaga kondusifitas di lingkungan DPRD dan menghindari dampak buruk di tengah masyarakat.
“Kami ingin persoalan ini selesai secara kekeluargaan. Semoga besok bisa ditandatangani juga oleh Bang Madong agar tidak ada lagi polemik di masyarakat,” tandasnya.
Diketahui, insiden antara Ahmadi Madong dan Arief Rahman Hakim sempat menjadi perbincangan hangat di kalangan publik dan internal DPRD Kota Bekasi. Hingga saat ini, penyelesaian konflik tersebut masih belum menemui titik terang.***