Meninggalnya Anak Usia 7 Tahun, RS Kartika Husada Meminta Maaf dan Turut Berduka

Komisaris, Pemilik Rumah Sakit (RS) Kartika Husada dr Nidya Kartika Yolanda Konferensi Pers Terkait Kematian Anak Usia 7 Tahun. [doc.klise]

KLISE, KOTA BEKASI – Komisaris atau pemilik Rumah Sakit (RS) Kartika Husada dr Nidya Kartika Yolanda memohon maaf dan turut berduka atas meninggalnya anak dengan inisial BA usia 7 tahun.

Dia menegaskan jika RS Kartika Husada sudah melakukan SOP sesuai standar dan tidak ada tindakan malpraktik selama proses pengobatan maupun perawatan sejak awal berlangsung.

Diketahui bahwa RS Kartika Husada Jatiasih, Kota Bekasi jadi sorotan terkait meninggalnya bocah 7 tahun pasca mengalami batang mati otak usai menjalani operasi pengangkatan amandel. Pihak RS dilaporkan pihak keluarga lantaran diduga melakukan tindak malpraktik.

“Dari hati yang paling dalam kami mohon dimaafkan segala kekecewaan, selama dilakukan pengobatan dan lainnya, Insha Allah sejak awal tindakan dan juga perawatan, pengobatan dari hari dan menit pertama tim medis sangat berupaya memberikan yang terbaik,” beber dr Nidia dalam konferensi pers Rabu (3/10/2023).

Pihak RS dipastikan tidak menelantarkan pasien selama perawatan, bahkan pasca yang bersangkutan mengalami fase kritis, RS Kartika Husada sudah mengupayakan rujukan ke RS lain untuk mendapatkan penanganan optimal.

Tim medis juga sempat berinisiatif untuk mendatangkan konsultan sebagai langkah lanjut penanganan. Meski begitu, dr Nidia mengakui sempat ada miskomunikasi dengan pihak keluarga terkait permintaan resume medis.

“Memang ada kendala dalam berkomunikasi yang menyebabkan kesalahpahaman, yaitu meminta resume medis, bukan meminta rekam medis yang bertujuan agar bisa bersama-sama mencari rujukan RS, yang lebih baik dari segi tim, sarana prasarana untuk menunjang adik BA, hal ini saya baru tahu pada Jumat, minggu lalu setelah bertemu pihak keluarga,” bebernya.

Ia juga menekankan sudah berkomunikasi dengan pihak dinas kesehatan untuk memfasilitasi pengobatan lebih lanjut bocah tersebut. Namun, sayangnya, kondisi pasien sudah tidak merespons, hingga dinyatakan meninggal dengan kondisi mati batang otak.

Komisaris dan pemilik RS Kartika Husada, Jatiasih, Bekasi dr Nidya Kartika Y mengakui ada miskomunikasi dengan pihak keluarga.

Mereka mengklaim, kondisi pasien sedari awal dirawat pasca operasi sudah tidak merespons. Pihaknya langsung membantu keluarga merujuk ke rumah sakit, untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut, tetapi hasilnya nihil. Tidak ada satupun RS yang mau menerima lantaran disebutnya kasus terkadung viral.

Sementara pihak RS tidak bisa melakukan prosedur lebih banyak di tengah keterbatasan sarana dan prasarana, sebagai tipe RS C. Di sisi lain, pihak keluarga bersikeras agar anaknya segera ditangani.

Kejadian RS Kartika Husada mendapat keluhan pasien selama tahun 2023. Sebelumnya kasus salah seorang pasien meninggal di IGD karena terjadi keterlambatan dalam penanganan. 

Kepada media saat itu, Keluarga pasien (KP) menceritakan kepada awak media, kejadian meresahkan yang dialaminya hingga sang Ayah meninggal akibat di IGD akibat pelayanan Rumah Sakit Kartika Husada, Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat yang dianggap tidak profesional.

Kekinian RS Kartika Husada Jatiasih, Kota Bekasi resmi dilaporkan ke Polda Metro Jaya teregister dalam Nomor: STTLP/B/5814/IX/2023/SPKT/POLDA METRO JAYA.

Total ada delapan orang yang dilaporkan termasuk dokter anastesi, dokter THT, spesialis anak hingga Direktur RS.

Penulis: CrEditor: Redaksi