Stafsus BPIP: Waspada Demagog di Politik Indonesia

Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo. [doc.klise]

“Demagog adalah agitator-penipu yang seakan-akan memperjuangkan rakyat padahal semua itu dilakukan demi kekuasaan untuk dirinya.”

Benny menyatakan, fenomena demagog ini terjadi di Indonesia.

“Semakin marak kritik tidak memberikan kecerdasan bangsa, malah menjadi sumber kehancuran martabat kemanusiaan. Ada bahaya yang mengancam, ketika para demagog beraksi. Argumennya disebut sebagai kebebasan demokrasi, tetapi sebenarnya membajak demokrasi. Masyarakat harus sadar kritikus seharusnya jauh dari kepentingan politik dan netral. Jika tidak netral, kritik-kritiknya seharusnya diperhatikan: benar sebuah kritik yang membangun, atau upaya mengatur masyarakat lewat bahasa?”

“Kritik itu seharusnya meluruskan arah kebijakan, memberikan solusi, dan penyampainya harusnya berjarak pada kekuasaan ataupun kepentingan politik. Kritik jangan untuk merebut kekuasaan; hilang demokrasi saat itu,” serunya.

Budayawan itu mewanti masyarakat untuk tidak mendukung cara-cara dengan bahasa politik yang bertujuan mendapatkan kekuasaan dan berkepentingan politik.

“Harus diperhatikan, kritik itu tidak menyerang pribadi, seperti memberi julukan-julukan tertentu yang bersifat degradasi; kritik harus kepada kebijakannya, dan berdasarkan kajian, fakta, data, dan solusi yang konkret, sehingga akhirnya terjadi adu argumen. Demokrasi itu intinya adu argumen; masyarakat melihat dan memilih, kemudian, argumen dan solusi mana yang dinilai membawa kepada kesejahteraan, dan bernilai Pancasila,” katanya.

Benny pun menutup dengan sebuah seruan. “Waspada demagog, yang memanipulasi masyarakat memakai kritik, padahal memiliki agenda kepentingan politik dan kekuasaan yang tersembunyi.” tutupnya.

Penulis: CrEditor: Redaksi