Gawat!!, Produk Al-Qur’an BPJS Tanda Baca Ada yang Salah, UT: Jangan Cuma Orientasi Bisnisnya Saja

Ustad Taufik. [doc.istimewa]

UT juga menjelaskan kronologis awal menemukan kesalahan tanda baca pada huruf ayat Qur’an tersebut, bahwa dirinya saat itu sedang mengkhususkan diri selama tiga hari untuk menghatamkan baca Qur’an sambil berpuasa dalam rangka syukur nikmat awal tahun 2024 (Selasa,Rabu,Kamis, tanggal 2,3,4 Januari) bersama putra sulungnya dan dua muridnya di area makam para Kiai pendiri Pondok Pesantren Darul Ulum, Bakan Pojok, Desa Cinta Asih, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

UT memaparkan, bahwa di pendopo makam itu memang sudah banyak tersedia macam-macam jenis mushaf Qur’an yang biasa sering dibaca oleh para santri ataupun para peziarah baik siang malam. Mushaf Qur’an yang tersimpan disitu, menurut penuturan para pengajar, memang tidak diketahui langsung siapa saja yang membawanya, karena biasanya suka ada selain santri juga para peziarah yang sengaja membawa Qur’an untuk disimpan atau diwakafkan di area pendopo makam.

“Diantara sekian mushaf Qur’an yang ada disitu, saya memilih mushaf Qur’an warna merah tersebut yang kebetulan hanya ada satu-satunya. Setelah diketahui ada kesalahan pada ayat tersebut dan ditanyakan siapa pemilik mushaf itu, semua tidak ada yang tau. Akhirnya mushaf itu saya bawa untuk diamankan,” ungkap UT.

Masih penuturan UT, bahwa pada hari Jumat (05/01/2024) sekitar pukul 10.30 WIB menjelang waktu solat Jumat, dirinya kedatangan dua orang tamu yang mengaku sebagai pihak percetakan mushaf Qur’an BPJS tersebut, sebelumnya mereka disuruh oleh pihak Kementerian Agama (KEMENAG) dalam hal ini lembaga Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) agar segera menemui UT untuk permohonan maaf dan klarifikasi terkait postingan vidio di medsos akun tiktok.

“Beliau meminta maaf dan klarifikasi bahwa nanti Al Qur’an yang salah penulisan itu akan diambil dan diganti dengan yang baru. Bahkan beliau hari itu juga sepulang dari kediaman saya, langsung menuju Pesantren Darul Ulum untuk memberikan bantuan Al-Qur’an,” pungkasnya.

Ustad Taufik berharap kepada pihak-pihak berwenang, agar dalam proses pembuatan atau pencetakan mushaf al-Quran benar-benar harus melalui proses pengawasan yang sangat ketat sebelum dicetak dan disebarluaskan, karena bila ada kesalahan satu huruf saja, dampaknya sangat fatal bagi umat muslim dalam jangka panjang.

“Bila perlu, pemerintah terkait harus bertindak sangat tegas untuk memberikan sangsi kepada pihak-pihak yang kurang bertanggung jawab atau menyepelekan dalam hal mencetak mushaf Al-Quran hingga pendistribusian. Jangan cuma orientasi bisnisnya saja yang dikedepankan, tapi dampaknya akan sangat merugikan bagi umat muslim bila ada kesalahan,” pintanya.

“Kepada masyarakat muslim dimanapun berada, baik di lingkungan pesantren, madrasah, majlis taklim, ataupun masjid dan musholla, bila menemukan, atau memiliki atau diberi mushaf Al-Qur’an yang sama seperti itu, lebih baik berhati-hati, hawatir masih ada kesalahan tulisan lainnya yang belum diketahui. Kita jaga bersama kemurnian ayat suci Al-Qur’an kita,” pungkasnya.

Penulis: CrEditor: Redaksi